Kring....ing...ing....tepat jam 5 subuh jam weker hapeku berbunyi. Dengan mata masih 1 watt, kami bangun perlahan dan bersiap-siap mengikuti "lomba dadakan" berkompetisi dengan sesama penghuni homestay tempat kami menginap, targetnya adalah untuk mencapai lebih dulu di Pelabuhan Kartini. Pelabuhan Kartini terletak 1 blok dari homestay ini, tinggal ngesot dikit sudah sampai dech. Setibanya di depan loket penjualan tiket Kapal KMP Siginjai, antrian sudah mengular, O O... Kami terpaksa memutuskan untuk naik Kapal Siginjai yang berangkatnya lebih awal dibandingkan si Bahari Express. Daripada menggantungkan nasib kepada si kapal cepat yang belum jelas dan menurut kasak kusuk dari sesama penumpang bahwa Bahari Express hari itu gak akan berlayar krn belum kelar perbaikan.
Akses Pelabuhan Kartini (kiri) dan Akses Pantai Kartini (kanan)
Untuk membeli tiket kapal KMP Siginjai ini, penumpang harus beli langsung di loketnya pada hari keberangkatan, tidak bisa reservasi seperti pembelian tiket kapal cepat Bahari Express 2C. Tanpa pikir panjang gerobak langsung ku parkirkan inap. Petugas yang mengatur parkir inap sangat membantu mengalokasikan tempat parkir buat gerobak ane, dan senengnya tarif parikir yang dikenakan gak pake tawar-menawar tapi sudah mengikut tarif standar sesuai ketentuan yang tertera di karcis. Cukup sekali bayar 50 ribu buat parkir inap selama min. 3 hari.
Tampak Depan dan Belakang Karcis Inap
Sayang sekali,
pelayanan yang bagus dari penitipan kendaraan tidak diimbangi dengan
kepuasan pelayanan pembelian tiket kapal. Sekitar jam setengah tujuh
pagi itu, loket tiket dibuka, tapi baru sekitar beberapa orang
terdepan maju dan membeli tiket, boro-boro dari pengeras suara
terdengar info yang menyatakan tiket sudah dinyatakan habis. Alangkah
kecewanya semua orang yang antri dan gak kebagian tiket, termasuk
saya hik..hik..hik, bahkan bule di depan saya yang satu homestay
sampai ngedumel dengan sesama bule yg juga antri didepannya (intinya
gak percaya dan gak puas dengan cara penjualan tiket hari itu).
"Begini nih yang mencoreng citra pariwisata Indonesia",
tambahnya sambil menoleh ke saya, ane jadi kaget dan jadi malu .
Antrian pun bubar.
Loket Tiket Kapal
Kita sesama penumpang yang gak dapet tiket pada terheran-heran, karena kapasitas KMP Siginjai menampung 350-400 orang, tapi baru beberapa orang maju di depan loket tiket kok sudah dinyatakan ludes, anehkan. Ada yang komen, sepertinya tuh tiket ludes diborong agen travel akibat sehari sebelumnya kapal gak jalan karena cuaca gak mendukung, ada lagi yang komen katanya terkena imbas pelimpahan penumpang si Bahari Express yang mogok. Terlepas dari semua itu, yang jadi pertanyaan akankah kejadian hari ini terulang keesokan paginya? Kami sempat ngobrol juga dengan orang Bandung yang akhirnya dianya pesimis dan mau mengalihkan liburan jalan-jalan ke Jogja aja. Gara-gara kejadian ini, bini ane malahan dapet kenalan yang senasib gak dapet tiket, dianya orang Jakarte yang ternyata adalah istri si bule yang tadi berdiri di depan antrian saya. Pasangan campur indo-bule dengan anak satu ini akhirnya juga jadi teman bareng traveling kami selama menjelajah karimun.
Gagal menyeberang, ganti ke plan b. Seharian ini kami putuskan menjelajahi Kota Jepara, namun sebelumnya kami cari penginapan lagi buat nyambung sehari. Kami menemukan penginapan yang lebih lega yang terletak 2 blok dari homestay semalam dengan harga sedikit lebih, tapi dengan kualitas lebih nyaman he..he..he...
Potensi wisata Kota Jepara ikutan terangkat seiring peningkatan kunjungan Pulau Karimun Jawa melalui pelabuhan Kota Jepara. Tampaknya Jepara cukup sigap untuk berbenah sehingga beberapa obyek wisata kota yang terkenal dengan ukir-ukiran kayu ini, bermunculan untuk menarik wisatawan. Beberapa obyek wisata itu, antara lain :
Ini obyek wisata yang pertama kali saya temui dan kunjungi karena Pantai Kartini letaknya bersebelahan dengan Pelabuhan Kartini. Dari Pantai Kartini kita bisa sewa kapal juga untuk menyeberang menuju Pulau Panjang yang berjarak sekitar 2,5 km di seberang pantai. Di Pantai Panjang ini, pengunjung juga bisa melakukan aktivitas snorkeling dan bermain kano, terutama di pantai sebelah selatannya karena airnya cukup jernih dan tidak berarus.
Ikon Pantai Kartini andalan Jepara
Pulau Panjang - View dari Pantai Kartini
Tempat menarik yang berikutnya adalah bangunan raksasa yang berbentuk seekor penyu, itulah Kura-kura Ocean Park yang berada di dalam komplek Pantai Kartini ini. Kebetulan juga ketika kami berkunjung ternyata di Jepara sini sedang ada perayaan Pekan Syawalan atau Pesta Lomban sehingga suasana di Pantai Kartini ini cukup ramai dan penuh dengan lapak-lapak ala pasar malam.
Bentuk bangunan Kura-Kura Ocean Park
Pintu Masuk ke Kura-Kura Ocean Park
Untuk masuk ke Kura-kura Ocean Park ini, pengunjung harus membeli tiket masuk, karena hari itu Spesial Perayaan Syawalan (Lomban), jadi harga tiketnya juga spesial...lebih mahal hixs...hixs..hixs. Saya harus merogoh kocek Rp. 17.500 (Anak) dan Rp. 22.500 (Dewasa) untuk masuk. Ruangan di dalam didesain seperti suasana gua-gua dengan pencahayaan remang-remang. Gedung 2 lantai ini berisi akuarium-akuarium ikan hias dan di tengah-tengah terdapat akuarium raksasa yang berisi ikan yang agak besar seperi ikan pari, ikan hiu, penyu. Sayang sekali, Kura-kura Ocean Park ini menurut saya tidak terpelihara dengan baik, sehingga menjadi kurang menarik.
Tiket Masuk Kura-kura Ocean Park
Di dalam Kura-Kura Ocean World
Akuarium Raksasa dengan Tunel Untuk Melihat Ikannya
Di lantai 2 terdapat permainan edukasi dan bioskop kecil untuk menonton pemutaran film 3D, tapi harus bayar lagi. Setelah berputar-putar mengelilingi Pantai Kartini dan makan siang disalah satu lapak pasar malam ini, kami kembali ke penginapan untuk istirahat sejenak.
Sekitar pukul 2 siang, kami mulai bergerak untuk mengunjungi salah satu obyek wisata yang diklaim masih baru dan berbau sejarah, yaitu Benteng Portugis. Kami berangkat mengendarai mobil karena menurut penduduk setempat, jaraknya sekitar 1 jam perjalanan dari Pantai Kartini. Cagar Budaya Benteng Portugis terletak 45 km arah timur dari Kota Jepara tepatnya ada di Desa Banyumanis. Jalan yang dilalui sudah beraspal dan mulus meski berada di pedesaan. Kami sempat juga cari-cari arah karena papan petunjuknya yang mengarah ke lokasi kurang banyak.
Akhirnya Nemu Petunjuknya
Setelah berkendara sekitar 1.5 jam - u..la la.., ternyata lebih lama dari perkiraan, akhirnya terlihat juga bentengnya. Obyek wisata satu ini sedang di fasilitasi oleh pemerintah kabupaten disini, terlihat dari adanya infrastruktur yang menunjang seperti penataan lahan parkir dan gerbang pintu masuknya masih kinyis-kinyis (baru). Begitu turun mobil dan hendak ber-Selfie ria, gak disangka-sangka bini ane berjumpa dengan kawan lamanya disini.
Pintu Masuk dibuat seperti Benteng
Benteng peninggalan Bangsa Portugis dan sempat pula digunakan pada masa penjajahan Jepang ini digunakan untuk memantau kapal-kapal yang lalu lalang di Laut Jawa. Sebelum masuk saya mencoba melongok dulu kedalam untuk melihat isinya, dan ternyata hanya berupa taman lapang, gak terlihat bentengnya he.he..he... Didalamnya ternyata juga sedang ada pembangunan yang fungsikan sebagai Pavilliun Kampoeng Portugis, jadi kalau mau stay disini sudah disediakan tuh hotelnya.
Suasana Di dalam Yang Masih Lapang
Di ujung taman yang lapang ini ada pantai, dimana pengunjung bisa melihat sebuah pulau kecil yang bentuknya setengah bulat, mereka menamainya Pulau Mandalika. Kalau mau menyeberang ke pulau tersebut juga bisa tapi tampaknya pulau tersebut masih belum ada pengembangan.
Pulau Mandalika Di Seberang
Perlu diketahui, dalam perjalanan menuju Benteng Portugis ini, kita juga bisa mampir, kita akan melewati satu obyek wisata alam, yaitu : Air Terjun Songo Langit. Nama air terjun merepresentasikan kondisi air terjun tersebut, karena air terjun dengan lebar 2 meter ini menggerojok secara vertikal dan tegak lurus, sehingga jika berdiri dibawahnya pengunjung akan melihat seolah-olah air terjun ini menyangga langit (Songgo dalam bahasa Jawa Tengah berarti menyangga atau menopang). Tapi berhubung hari sudah terlalu senja, kami tidak menyempatkan mampir.
Yang berikut adalah Museum Kartini. Ketika mengunjungi tempat ini kita akan mendapati 3 bangunan dengan bentuk huruf K, T, N jika dilihat dari udara. Di museum ini terdapat koleksi benda-benda peninggalan R.A Kartini dan Sosro Kartono (kakaknya), koleksi benda purbakala yang ditemukan di wilayah Jepara. Selain itu ada juga dipamerkan fosil ikan paus gajah, jenis ikan paus yang memiliki belalai seperti gajah yang oleh penduduk setempat biasa disebut ikan Joko Tua.
Jika kita bergerak ke arah utara sekitar 7 km dari Pelabuhan Kartini, akan menjumpai Pantai Bandengan. Pantai Bandengan mempunyai hamparan pasir putih yang sangat indah. Selain itu juga bisa menikmati panorama sunset disini.
Sebelum kembali ke penginapan setelah selesai kunjungan di Benteng Portugis, kami mampir dulu ke seputaran alun-alun untuk mencoba kuliner asli Kota Jepara. Salah satu masakan khasnya yang gak boleh dilewatkan adalah Pindang Serani. Makanan berkuah dan berbahan baku ikan segar ini, sangat khas rasanya asam-asam pedas gurih dan seperti nempel di lidah. Silahkan coba sendiri.
Pindang Serani
Selesai kuliner, kami balik ke penginapan, istirahat dan tidur buat persiapan besok subuh untuk mencoba menyeberang menuju Karimun Jawa lagi.
Artikel yang informatif...pasti sangat berguna...
mas kata nya hoby nya otak atik web kalu minta bkinin yang seperti mas bayar yaa?? pasti mhal ya. thx...
hehehe
@lia
sudah jadi job sis, silahkan kalo mau bikin. Harga bisa nego :) hehehe
Mudah mudahan pemerintah cepat ralisasikan kapal Roro yang lebih besar, biar kejadian yang sama tak terulang
Setuju gan, saya yakin sekali kalo tempat wisata cantik seperti ini, infrastrukturnya digarap dengan serius dan tertata dengan baik, "sangat bisa" jadi daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara dan sektor pariwisata jadi andalan penyumbang devisa yang besar
Selain BALI banyak obyek wisata di Indonesia yg menarik jadi jujugan tapi seribu kali sayang pengelolaannya masih belum kelas Internasional - semoga kedepan lebih baik
Pernah masuk ke dalam kura-kura di pantai kartini tsb, ternyata biasa aja dalamnya hehe... :D