Wisata Keren

User Online : 3







Sponsor

14
Oct

Wat Phra Kaew dan Grand Palace #Day 6

Mon 14 Oct 2013, 13:16pm

2

    Grand palace, Wat Pho dan Wat Arun merupakan tempat-tempat wajib dikunjungi, terutama jika seperti saya yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota Bangkok. Beberapa spot ini merupakan destinasi wisata dan daya tarik utama para turis mancanegara ketika berkunjung di Thailand. Seperti apa menariknya sich, bikin penasaran aja. Target jalan-jalan hari ini begitu padat, jadi dihari keenam ini saya membaginya menjadi 2 blog.

    Bangun pagi seadanya (baca "kesiangan" ) membuat kami mempunyai kekuatan baru untuk melakoni perjalanan wisata hari ini. Tempat-tempat seperti Grand Palace, Wat Pho, Wat Arun dan kuliner di Asiatique sudah masuk dalam daftar yang saya ramu seperti obat mujarab untuk bisa dikunjungi dalam sehari. Baru kali ini jalan-jalan kudu menggunakan "Dress Code", berhubung hari ini akan mengunjungi tempat-tempat sakral, daripada nantinya harus buang waktu dan doku untuk sewa kain penutup, lebih baik mengikut aja.

 

Dress Code hari ini

 

    Setelah berkemas-kemas, kami bergegas menuju ke meja resepsionis hotel dan melakukan checkout dari hotel Baiyoke Sky. Chekout pun berjalan mulus dan pihak hotel mengembalikan deposit dengan utuh. Dari sini kami berpencar, istri dan anak perempuan langsung menuju Platinum untuk mencari sarapan (ladies first gitu lho...), sedangkan saya bersama anak lelaki menuju ke tempat penginapan yang baru, untuk melakukan checkin dan menitipkan koper. Setelah itu kita ketemuan di pujaseranya Platinum untuk sama-sama sarapan.

 

Arah Jalan kaki di Pedestrian Ratchadamri Rd (Pratunam ke Central World)

 

    Jalan kaki di pedestrian Ratchadamri Rd. untuk menuju ke BTS Siam, bisa membuat kita benar-benar menikmati yang namanya jalan-jalan pagi di kota Bangkok, dipinggir hiruk pikuk kemacetan jalan tersebut, seolah-olah ikut terhanyut suasana aktivitas penduduk kota Bangkok yang juga ramai berjalan kaki, apalagi di sepanjang jalan ini akan banyak menemui berbagai macam penjaja makanan dari makanan berat (makan ditempat) sampai makanan ringan (bisa dibawa), minuman, buah-buahan, souvenir. Bahkan bisa disebut inilah "The Biggest Food Street"-nya kota Bangkok. Banyak sekali camilan (kudapan) aneh-aneh yang ditawarkan lapak-lapak terutama sepanjang pedestrian dari Mall Platinum menuju Mall Central World. Sambil berjalan kaki sekaligus bisa comot sana-sini untuk mencicipi kudapan yang beraneka macam tersebut he..he..he, sepertinya lupa kalo barusan sarapan.

 

Aneka Gorengan

 

Aneka Buah-buahan melimpah

 

Aneka Tusukan

 

    Di depan halaman Mall Central World yang gede ini, ada sebuah patung Ganesha ditempatkan disini dan layaknya seperti tempat sembahyangan karena beberapa orang yang mampir disini pada sembahyang. Berhati-hatilah ketika mampir sini dan didatangi oleh seseorang berpakaian parlente, yang SKSD (sok kenal sok dekat) dan mengajak bicara, lebih baik cepat menghindar karena ini SCAM. Kejadian yang pernah saya baca, si SCAMMER ini akan mengatakan, yang intinya anda diajak mengunjungi suatu kuil bernama Wat Makasan - Lucky Buddha, dengan bumbu rayuan "Anda beruntung karena kuil cuman buka hari ini", lokasinya entah dimana dan dengan naik tuk tuk (sudah dia sediakan) tapi ujung-ujungnya dipaksa beli barang atau patung atau batuan permata palsu dengan harga selangit.

    Untuk mendapatkan suasana yang bervariasi, sambil tetap berjalan kaki menuju BTS SIAM, kita masuk sekalian ke dalam Mall Central World ini, di dalam mall cukup besar sekali, dan banyak diisi oleh gerai-gerai branded. Ujung jalan keluar dari mall ini ternyata sebuah koridor pedestrian yang melayang di atas jalan raya, cukup nyaman lho, kalo disediakan sarana bagi pejalan kaki seperti ini

 

Koridor Central World menuju "Jalan Layang Pedestrian"

 

Jalan Layang khusus Pejalan Kaki

 

Melongok ke bawah Jalan Layang Pedestrian

 

    Jalan layang pedestrian ini sekaligus menghubungkan antara beberapa Mall besar seperti Central World, Siam Paragon, dan MBK dengan Stasiun BTS Siam. Jadi dari koridor keluar tadi kita berbelok kanan dan berjalan lurus ikut jalan layang ini sehingga akhirnya tiba di Stasiun BTS Siam. Dari Stasiun Siam kita menunggu dan naik kereta yang akan mengantar ke Stasiun BTS Saphan Taksin, sekaligus merupakan lokasi dari dermaga Sathon (Central Pier), tempat keberadaan moda tranportasi sungai yang akan membawa menuju Grand Palace.

 

Stasiun Saphan Taksin

 

    Tibalah kita di tepi sungai Chao Phraya yang sangat terkenal di Bangkok. Chao Phraya merupakan sungai utama dan besar dengan panjang sekitar 372 Km yang membelah kota bangkok menjadi 2 bagian. Saking besarnya sehingga sungai ini bisa dimanfaatkan untuk lalu lalang salah satu moda angkutan masal bagi kota Bangkok. Melalui Dermaga Sathorn atau Central Pier ini, ada 2 macam jenis perahu yang bisa digunakan untuk mencapai target jalan-jalan kita hari ini, yaitu :

1. Chao Phraya Express Boat Service dengan tarif antara berbeda THB 10 - THB 32

2. Chao Phraya Tourist Boat dengan tarif THB 150 sepuasnya (one day pass)

 

Dermaga Sathorn

 

    Ketika berjalan kaki dan semakin mendekat ke dermaga, terlihat sebuah loket yang menjual tiket perahu, tapi hanya melayani pembelian tiket khusus perahu wisata yang berlaku sepuasnya (one day pass). Sedangkan kita kan maunya murah...meriah...slamet he...he...he..., untuk itu lewati aja loketnya dan langsung ikut nimbrung berbaris dalam antrian. Disini kita antri baris untuk menunggu kedatangan perahu yang berbendera oranye. Perlu dicatat, ada 4 macam jenis perahu yang dioperasikan oleh Express Boat Service ini, untuk membedakannya bisa dilihat dari benderanya, ada oranye, hijau, kuning, dan tanpa bendera. Sedangkan perahu khusus wisata berbendera biru.

    Lokasi Grand Palace sendiri lebih dekat dengan dermaga Tha Chang (N9). Untuk menuju ke dermaga Tha Chang, saya memilih menggunakan perahu yang berbendera oranye. Ongkosnya cukup bayar THB 15 diatas perahu ketika ditagih oleh kondekturnya, atau malahan gratis kalo gak di tagih .

 

Rute Express Boat Service

 

    Untuk versi gambar besar rute Express Boat bisa diunduh disini.

 

Perahu berbendera oranye menuju Tha Chang Pier (N9)

 

    Menggunakan moda angkutan sungai, membuat kita jadi tahu, sisi lain pemandangan indah kota Bangkok dari sepanjang sungai Chao Phraya, dengan berbagai gedung-gedung tinggi dan beberapa spot wisata semacam Wat Arun. Tapi hati-hati kalo terhanyut dengan pemandangan pesisir sungai, dan tidak memperhatikan dermaga tujuan, bisa jadi akan bablas angine....eit...tujuannya maksud saya, selalu perhatikan papan petunjuk dermaga setiap kali perahu singgah karena perahu akan singgah beberapa dermaga sebelum mencapai dermaga tujuan. Selang beberapa menit sudah terlihat dermaga Tha Chang (N9), perahupun merapat. Posisi dermaga Tha Chang menyatu dengan pasar, jadi begitu turun langsung disambut hiruk pikuk bahasa pasar.

 

Papan petunjuk dermaga

 

    Banyak penjual buah-buahan dan makanan di pasar sini. Sebelum melanjutkan jalan kaki, saya singgah di salah satu kedai makanan di pasar sini, eh lah da lah, lagi asyik pesen makanan, tiba-tiba disapa ama orang Jogja yang juga terdampar di pasar sini, ya terjadilah obrolan sesama turis wong indo di negeri orang, mereka bertiga mengisahkan kunjungannya dari Wat Pho dan Grand Palace, dan memberitahu lokasi Grand Palace gak jauh-jauh amat, cuman jalan kaki 10 menit dari pasar ini (nice inpo). Sembari ngobrol. pesanan makanan saya pun datang, kebetulan dari kemaren belum mencoba makan pad thai - makanan khas disini, ternyata dipasar ada yang jual, rasanya mak nyus tenan, sayang porsinya imut-imut padahal uenak tenan (tuh kan terpengaruh logat org Jogja xi..xi..xi).

 

Sepiring Pad Thai

 

Durian, Mangga, Kelapa Muda seger....seger...

 

    Dari pasar, jalan sedikit ke arah keluar hingga jalan raya dan terlihatlah tembok putih komplek Grand Palace. Dari sini cukup berjalan lurus menyusuri jalan trotoar samping tembok Grand Palace untuk mencapai pintu masuknya. Perlu diperhatikan, Grand Palace ini mempunyai banyak pintu di masing-masing tembok kelilingnya, tapi hanya ada 1 pintu masuk, sedang pintu-pintu lainnya ditutup. Nah loh, kayak jebakan batman dan memang ada yang cerita bahwa situasi seperti ini sering dimanfaatkan juga oleh SCAMMER. Biasanya si SCAMMER ini akan mengatakan kalau Grand Palace ditutup untuk umum karena libur atau ada acara kerajaan, lalu mengajak mangsanya untuk dibawa ke kuil lain yang buka, gratis dan jarang didatangi turis, tapi ujung-ujungnya dibawa ke toko perhiasan atau toko penjahit jas dan disuruh beli. Jadi kalo ketemu seseorang yang mengatakan Grand Palace itu ditutup hari itu, jangan mudah percaya, dikelilingi aja seluruh pintu-pintunya sepanjang 1900 m sampai ketemu 1 pintu yang terbuka    he..he..he, capek dech.

 

Rute Jalan Kaki dari Dermaga ke Grand Palace

 

View Pintu Masuk dari Pasar Tha Chang Pier

 

    Grand Palace merupakan komplek bangunan berbentuk persegi panjang dengan luas 218400 m2 yang dibangun tahun 1782, cukup luas sekali dan banyak bangunan didalamnya lho, jadi setidaknya butuh waktu min. 2 jam untuk mengubek-ubek (emang air diubek-ubek). Dengan membayar tIket masuk seharga THB 500, pengunjung mendapatkan 2 macam tiket masuk, namun berlaku untuk 6 tempat + 1 peta Grand Palace.

 

3 macam Tiket Masuk

 

   A. Tiket masuk Grand Palace

   B. Tiket masuk Vimanmek Mansion, Support Museum Abhisek Dusit Throne Hall, Sanam Chandra Palace, Arts of The Kingdom Exhibition at Ananta Samakhom Throne Hall

   C. Tiket masuk museum The Pavilion of Regalia

 

    Istana ini sudah menjadi tempat kediaman resmi raja-raja Thailand sejak dibangun. Beberapa upacara kerajaan dan fungsi kenegaraan saat ini masih diadakan di dalam Grand Palace setiap tahunnya. Kalau dilihat di peta yang diberikan, komplek istananya berisi 35 jenis bangunan yang bisa di kelompokan menjadi 10 bagian, yaitu :

1. The Grand Palace

2. The Royal Monastery of Emerald Buddha

3. The Upper Terrace

4. Subsidiary Buildings

5. The Galleries

6. The Phra Maha Monthian Group

7. The Chakri Group

8. The Dusit Group

9. The Borom Phiman Mansion

10. Queen Sirikit Museum of Textiles

 

Pavilion of Regalia Museum

    Tidak semua bangunan di komplek Grand Palace dibuka untuk umum. Setelah membeli karcis dan sebelum masuk ke dalam komplek, jangan lupa mampir ke toilet dulu, lalu balik dan jangan melewatkan kunjungi museum The Pavilion of Regalia. Pintu masuk museum ada di sebelah kanan dengan tanda Panel LED. Serahkan tiket C ke petugasnya.

 

Pintu Masuk The Pavilion of Regalia

 

    Museum kecil ini memiliki koleksi yang agak besar, berupa peninggalan kerajaan, medali dan perhiasan serta mata uang kuno Thailand. Koleksi ada dilantai 2 yang dibagi dalam beberapa ruang. Yang unik, di museum ini pula disimpan 2 set kostum emas yang dirotasi, dimana 1 set kostum disematkan dipatung Emerald Buddha yang ada di Kuil Emerald Buddha. Seperti kebanyakan patung Buddha di Thailand, Patung Emerald Buddha tersebut selalu ditutupi kostum yang diganti tiga kali dalam setahun mengikuti iklim di Thailand, yaitu musim panas, musim hujan dan musim dingin. Pergantian kostum merupakan ritual penting dan dilakukan oleh raja Thailand.

 

Kostum 3 musim

 

Upper Terrace 

    Dari museum berlanjut ke "hidangan utama", tiket diserahkan dipintu masuk Temple of Emerald Buddha atau biasa disebut Wat Phra Kaew, tiket akan diplong tapi jangan dibuang ya karena tiketnya masih bisa digunakan untuk obyek wisata lain yang lokasinya diluar komplek ini. Begitu sudah didalam, wow ramai sekali pengunjungnya, penelusuran bisa kita mulai dari Upper Terrace. Di pelataran ini terdapat 3 bangunan yang berbeda bentuk stupanya yang menunjukkan berbagai perubahan pengaruh Buddha. Bagian paling kiri, stupa bergaya arsitek Srilanka dengan warna emas yang disebut Chedi, untuk mengabadikan abu sang Buddha.

 

Phra Si Rattana Chedi

 

    Bagian tengah, bangunan berbentuk persegi dengan atap menguncup bergaya arsitek Thailand dibangun oleh Raja Rama I. Bangunan ini disebut Phra Mondop, difungsikan sebagai perpustakaan, dimana kitab agama Buddha (Tripitaka) disimpan.

 

Phra Mondop the Library

 

    Bergeser lagi kekanan, merupakan bangunan bernama Prasat Phra Thep Bidon (Royal Pantheon) dalam arsitek bergaya Khmer, dibangun abad 19, ditahun pertama berdirinya kota Bangkok. Sejatinya, Raja Rama IV bermaksud meletakkan Patung Emerald Budha didalam bangunan ini, tapi tidak pernah kesampaian hingga meninggal. Penerusnya, Raja Rama V menganggap ruangan bangunan terlalu kecil untuk menampung umat disaat upacara kerajaan, sehingga Emerald Buddha juga tidak ditempatkan di gedung ini, dan menggantinya dengan stupa emas kecil milik Raja Rama IV.

 

Royal Pantheon (Credit : Slapayoda)

 

    Juga pada awalnya 5 buah patung seukuran sosok King Rama I hingga V ikut dipajang di dalam bangunan ini, kemudian ditambahkan King Rama VI, VII dan VIII. Perlu diketahui bahwa Raja Thailand yang sekarang (Bhumibol Adulyadej) merupakan King Rama IX. Royal Pantheon ini hanya 1 hari saja dalam setahun dibuka untuk umum, tgl 6 April (Chakri Day) untuk memperingati berdirinya Dinasti Chakri. Penamaan Prasat Phra Thep Bidon memiliki arti Kuil Keturunan Langit.

 

Patung didalam Royal Phanteon (Sumber : Bangkok Magazine)

 

    Napak tilas berlanjut ke sisi sebelah kanan lagi, agak masuk di belakang dari Royal Phanteon ini. Nah sebelum jauh-jauh ke Kamboja untuk melihat Angkor Wat yang asli, disini kita bisa melihat-lihat miniaturnya, di papan petunjuknya tertulis "Model Angkor Wat". Keberadaan model Angkor Wat disini, untuk mengenang bahwa pada jaman King Rama IV, Kamboja merupakan wilayah masuk dominasi Kerajaan Siam, sebelum dikuasai kolonial Perancis, dan akhirnya berdiri sendiri. Sayangnya peletakan miniatur ini sangat berhimpitan dengan bangunan lain sehingga sulit sekali mengambil "angle" untuk mengabadikannya.

 

Bentuk Angkor Wat

 

Wat Phra Kaew

    Dari Upper Terracce, beralih ke bawah, sebuah bangunan di tengah yang paling besar, ya...itulah Temple Of Emerald Buddha. Didalam situlah patung Emerald Buddha berwarna hijau dari batu zamrud diletakkan.

    Patung Emerald Buddha ini ternyata menyimpan sejarah puaanjang. Sekelumit cerita tentang asal mulanya, patung Emerald Buddha dibuat sebagai inspirasi perwujudan gambar Buddha yang awalnya ditemukan di Srilanka dan dibuat sejak abad ke 14. Karena patung tsb dipercayai bisa membawa kemakmuran bagi negara dimana ia berada, beberapa kali diperebutkan, abad 15 berada di Kamboja, lalu abad 16 berada di Laos hingga akhirnya dikuasai oleh Jenderal Chakri yang kemudian menjadi King Rama I dan menandai awal dari Dinasti Chakri di Thailand.

 

Wat Phra Kaew tempat bersemayam Emerald Buddha

 

    Patung Emerald Buddha didewakan, sangat dihormati dan dimuliakan di Thailand sebagai pelindung negara. Tidak ada orang lain diperbolehkan untuk menyentuh patung itu selain Raja Thailand saja.

    Masih di sekitar seberang dari Wat Phra Kaew ini, ada galeri dinding, dinding dicat dengan lukisan yang unik dengan cerita tentang Ramakien versi Thailand dari kisah klasik Ramayana India. Inti cerita Ramakien adalah kemenangan kebaikan atas kejahatan.

 

Salah Satu Panel Lukisan Dinding

 

Grand Palace

    Setelah puas berputar-putar didalam sini, agak kesulitan mencari pintu keluarnya, dan ternyata pintu keluar berada dekat lukisan dinding tersebut. Keluar dari pintu belok ke kanan, ikuti lorong dan voila...selamat datang di istananya raja. Bagian pertama yang akan terlihat setelah melalui lorong ini adalah Phra Maha Montien yang merupakan bangunan pelengkap, tempat kediaman pendahulu King Rama V. Jangan lupa berfoto dulu dengan tentara kerajaan yang diam tidak bergerak seperti "mannequin". Boleh berfoto bareng asal orangnya jangan disentuh apalagi pipinya dicubit kayak orang gemes, jangan dech... (jadi inget filmnya Mr. Bean yang menggoda tentara jaga kerajaan Inggris)

 

Pose Bareng

 

Phra Maha Montien

 

    Akhirnya kesampaian juga melihat istana raja yang buesarr dan megah, di tanah yang lapang banget. Grand Palace ini merupakan kediaman resmi dari raja-raja Thailand sejak 1782, tapi Raja Bhumibol (King Rama IX) tidak tinggal disini, melainkan tinggal di Istana Chitralada di distrik Dusit - Bangkok juga.

 

Inilah Istananya dan Keluarga Kerajaan "Wisata Keren" he..he..he

 

    Sampai disini, kita berhenti sejenak untuk menghirup udara istana dan duduk-duduk beristirahat, sebelum akhirnya keluar dan melanjutkan target berikutnya.



2 Jejak Komen
  • Ivon

    Fri 14 Sep 2018, 8:11am
    Mau tanya..klo tiket masuk untuk anak 4thn apakah dihitung harga normal yaitu 500thb?atau free?
    Trus ke watpho wat arun sama apakah dihitung 1 tiket utk anak 4thn atau free?makasi..

    Merespon

    • yvzur

      Fri 21 Sep 2018, 4:46am
      Berdasarkan tinggi badan bukan umur.
      Grand Palace, Wat Pho dan Wat Arun untuk Anak-anak dengan tinggi badan < 120 cm, masuk aja gratis

      Merespon


Ninggalin Jejak





 (opsi : Isikan link web-mu jika ada)



     Ikuti jejak komentar via email (Subscribe)

Kode Sekuriti